Isnin, 4 Mei 2009

TAHUN 2021 RIAU BOLEH

Banyak prasangka yang beredar di tengah masyarakat bahwa minyak di Riau akan habis. Namun pada kenyataannya sampai hari ini banyak ladang-ladang tua, yang sudah berproduksi sejak awal tahun 50-an masih tetap mengalirkan minyak.

Pertanyaannya, betulkah suatu ketika nanti minyak akan habis disedot dari Bumi Riau ?

Tulisan ini menjelaskan secara ringkas tentang berbagai kemungkinan tersebut, dan kira-kira seperti apa gambarannya dari tahun ke tahun. Tentunya gambaran secara umum.

Para perencana di setiap perusahaan minyak membuat taksiran produksi tahun depan setiap akhir tahun, bersamaan dengan perkiraan produksi pada tahun-tahun mendatang untuk lima tahun ke depan. Biasanya perkiraan tahun depan didasarkan pada realisasi produksi tahun berjalan, dengan perkiraan produksi akan naik atau turun. Naik turun biasanya di hitung dalam persentase terhadap tahun lalu.

Agar dapat mengambarkan berapa tingkat produksi tahun depan, maka setiap ladang minyak dalam wilayah operasinya dijumlahkan berapa produksinya tahun berjalan. Biasanya dibandingkan juga dengan produksi tahun lalu. Kalau produksi tahun berjalan turun dari tahun lalu, maka biasanya tahun berikutnya bisa juga turun. Atau kalau mau naik harus dengan perencanaan apa saja yang akan dilakukan agar produksi naik pada ladang bersangkutan.

Misalnya ladang A tahun lalu produksi 1000 barrel perhari (bph), tahu berjalan produksi diperkirakan mencapai 900 bph. Artinya produksi turun 10 %. Kalau mengikuti trend tersebut maka produksi tahun akan datang adalah 810 bph. Artinya tetap turun 10 persen.

Kalau produksi mau dinaikkan harus ada rencana kerja untuk ladang A. Rencana ini biasanya dibuat setelah melalui beberapa tahap studi yang telah dilaksanakan oleh pada insinyur dan ahli geologi (e.g. Putera Kuansing).

Hasil studi biasanya memberikan beberapa opsi. Salah satunya adalah dengan menutup lapisan produksi lama, lalu melubangi lapisan minyak lain yang diperkirakan masih banyak mengandung minyak..

Orang awam biasanya sangat tidak mengerti tentang operasi perminyakan. Saya sering ditanyai tentang kemungkinan Bumi Riau akan amblas karena minyaknya diambil terus.

Gambaran sebenarnya sebagai berikut: Sumur minyak yang di bor sampai ribuan meter telah diberi selubung besi, yang diameternya 17 cm. Diantara selubung besi ini dengan dinding lubang diberi semen, sehingga besi menyatu dengan dinding lubang bor. Pada kedalam tertentu terdapat lapisan minyak, biasa lapisan batu pasir tebal 10 meter diantara lapisan-lapisan lempung. Biasanya lapisan minyak ini tidak satu. Jadi ada beberapa lapisan.

Dengan mempertimbangkan berbagai sifat teknis dari setiap lapisan minyak, biasanya tidak seluruh lapisan minyak bisa diproduksi sekaligus. Jadi harus di lubangi dulu lapisan satu atau dua secara bersamaan, lalu lapisan yang lainnya tetap tertutup selubung besi.

Bila lapisan produksi lama sudah dianggap habis, atau tidak lagi bagus produksinya, maka para insinyur dan ahli geologi merencanakan pembukaan lapisan baru. Lapisan lama ditutup dulu dengan teknik suntikan semen, atau di isolasi dengan sumbat karet atau besi.

Suatu ladang minyak yang kaya (seperti Duri) bisa memiliki belasan, bahkan puluhan lapisan minyak, sehingga walaupun sudah puluhan tahun masih tetap bisa berproduksi.

Saya masih optimis pada tahun 2021 ketika kontrak CPI yang sekarang habis minyak di kawasan CPI sekarang masih bisa berproduksi sekitar 200-300 ribu bph.

Insya Allah ketika itu Rakyat Riau bisa merebut kesempatan untuk menjadi pengelola. Untuk itu Putera-puteri tempatan harus belajar dari sekarang bagaimana mengelola perusahaan minyak secara profesional melalui BOB CPP atau Riau Petroleum.

Tahun 2021 Riau Boleh !!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan